Cara Mendekteksi Anak Berbohong, Agar Tidak Merugi

Pendidikan

Anak pada umumnya terlihat polos seperti kertas putih kosong, dimana lingkungan yang akan membentuk dan juga pergaulannya dengan teman yang akan mengisi.

JIka terjadi kejanggalan anak mulai terlihat berbohong itu berarti ada pengaruh negatif saat bergaul dengan lingkungannya. Atau bisa jadi orang tua sebagai ceriman anak juga sering berlaku bohong pada anak, al hasil anak akan mengikutinya .

Ada hal yang harus diketaui kenapa anak berbohong. Misal disebabkan oleh kesalahan dia disekolah , saat mendapatkan nilai jelek kemudian hasilnya diberitahukan pada orang tua tidak sesuai kenyataan. itu terjadi karena orang tua mungkin terlalu menuntut anak agar nilainya bagus , sementara kemampuan anak juga terbatas antara individu yang satu dengan yang lain.
Al hasil kebohongan akhirnya jadi jurus mereka , untuk menutupi kesalahan agar orang tua tidak marah, hal ini akan terus dilakukan selagi orang tua belum bisa memahami kondisi dan juga kemampuan anak, Belajar dari kesalahan anak yang ditutupi terus menerus, sehingga kebohongan akan sering terjadi.

Nah agar tidak terjadi kebohongan yang terus menerus maka cara untuk mencegah anak agar tida berbohong pada orang tua adalah :

Cara Mendekteksi Anak Berbohong dan agar tidak mengulanginya lagi

1. Jangan introgasi berlebihan

cara pertama adalah jangan introgasi berlebihan meski orang tua tau bahwa anak saat ini sedang berbohong, agar anak tidak marah berlebihan. NAmun juga tidak membiarkan orang tua harus punya cara untuk menyadarkan anak akan sifat bohong yang dilakukan adalah hal yang slah, sembari sedikit demi sedikit menunjukkan bukti bahwa perbuatan bohongnya terlihat dan ini tidak bagus jika dilanjutkan .

Agar anak tidak mengulanginya kembali apa yang sudah dilakukan ini sangat merugi tidak bagus selain itu juga berbuat bohong juga dosa apalagi terhadap orang tua, pribadi yang suka berhohong adalah akhlaq yang buruk. Jelaskan sampai anak mengerti

2. Menanyakan sesering mungkin

Saat orang tua melakukan introgasi harus berulang ulang dengan catatan hindari bersikap keras.

Anda bisa menanyakan dulu tentang kenapa berbohong dan secara bertahap orang tua melihat dan mencermati saat anak menjawab. Karena anak berbohong itu dari mimik muka akan terlihat saat dia berbohong.

3. Amati Ekspresi Wajahnya

Cara ini tentu kelanjutan dari yang kedua di atas , orang tua akan melihat ekspresi anak saat menjawab pertanyaan dari orang tua, yang menanyakan prihal kebohongannya.

JIka menyembunyikan sesuatu tentu akan terlihat ekspresinya. Pada bagian mata akan mendeteksi kebohongan pada seorang anak. Nah saat itulah peran orang tua untuk lebih tegas dalam menyikapi sikap anaknya ini.

Umumnya orang yang berbohong akan lebih menghindar dan tatapan mata akan berlawanan saat bicara.

4.Upayakan Anak Bercerita Jujur

Cara terakhir adalah buat anak untuk bisa jujur, Anak yang suka berbohong tentu sulit untuk jujur, Namun ungkapkan kebihongan yang sudah dilakukan anak, beritahu anak bahwa orang tua sudah tau semua agar anak memahami bahwa itu perbuatan salah dan tidak boleh di ulangi lagi.

5. Mengenali Penyebabnya

Orang tua harus melakukan pendekatan secara personal agar tau apa yang menjadi penyebab anak berbohong, Hal ini diperlukan agar anak merasa dekat dengan orang tua, dan tentu secara psikologis akan berpengaruh pada hubungan timbal balik antara orang tua dengan anak, untuk membangun kepercayaan diri.

6. Jangan mengingkari janji

Usahakan sikap orang tua jangan sering memberi janji janji pada anak, yang tentunya ini justru malah membuat anak tidak mempercayai orang tua. Misal saat mau ulangan orang tua mengatakan pada anak jika dapat nilai bagus akan dibelikan sepeda, ujungnya setelah nilai bagus diperoleh malah tidak dibelikan dan melanggar janji. Tentu hal ini akan berakibat buruk , sehingga anak tidak percaya dengan orang tua lagi.Berbagai informasi update lainnya ada di https://wisatadunia.xyz/

Nah itu tadi beberapa cara agar anak tidak suka berbohong, yang akan berakhibat buruk pada akhlak anak. Semoga anak anak kita generasi sholeh tidak seperti itu. semoga bermanfaat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts